Wednesday, November 25

TUGAS AGAMA ISLAM


Merujuk pada perkataan terkenal Nabi, yaitu Islam dibangun atas lima pilar yang harus diikuti : penegasan akan keimanan (syahadat), yaitu, penerimaan akan La ilaha illa 'Llah (tiada satupun Tuhan yang patut disembah selain Allah) dan Muhammadun

rasul Allah (Muhammad adalah utusan Allah); do’a atau sembahyang lima kali sehari (al-salat) dengan menghadap Makkah; berpuasa (al-sawm) yaitu menahan emosi, nafsu dan makan minum serta lainnya yang dilarang semenjak terbit Fajar (shubuh) sampai tenggelamnya matahari (maghrib)selama bulan Ramadhan; berhaji ke Makkah (al-hajj) sekurangnya sekali seumur hidup jika keuangan dan fisik tubuh memungkinkan ; dan membersihkan harta dengan membayar “sedekah” sebesar 2 1/2% (al-zakat) yang digunakan untuk keperluan umat. Muslim juga diperintahkan untuk selalu mengajak lainnya berbuat baik dan mencegah perbuatan keji (buruk). Tata susila atau tat krama bermasyarakat merupakan jantung dari ajaran Islam dimana semua pria dan wanita di anjurkan untuk bertata krama kepada sesama disetiap saat. Seperti perkataan Nabi , "Tidak beriman kamu sebelum kamu mencintai saudaramu seperti engkau mencintai diri sendiri."

Sebagai sebuah keyakinan (al-iman) Islam mengajarkan, keyakinan kepada Allah, Kitab yang telah dturunkanNya, Utusan – utasnNya, Hari Akhir (Hari Kiamat) dan takdir yang telah ditetapkan oleh Allah.Untuk memahami iman secara sempurna, seorang Muslim harus merujuk kepada Al Qur’an dan Sunnah (Hadits) agar mendapatkan definisi yang sempurna dan pemahaman yang benar sesuai dengan yang ditekankan oleh Agama Islam. Konsep penting lainnya dalam Islam ialah al-ihsan atau kebajikan, dimana saat anda melakukan sesuatu, anda harus berbuat anda melihat Allah, namun jika anda tidak melihat Allah tetapi Allah selalu melihat setiap tindakan anda. Hal ini membuat kita untuk selalu mengingat Allah disetiap saat dan ini merupakan tingkatan tertinggi dari seorang Muslim.

Tuesday, November 24

IBADAH ADALAH?


Tugas manusia di dunia adalah ibadah kepada Allah SWT (51:56). Meskipun merupakan tugas, tetapi pelaksanaan ibadah bukan untuk Allah (51 :57), karena Allah tidak memerlukan apa-apa. Ibadah pada dasarnya adalah untuk kebutuhan dan keutamaan manusia itu sendiri.

Ibadah ('abada : menyembah, mengabdi) merupakan bentuk penghambaan manusia sebagai makhluk kepada Allah Sang Pencipta. Karena penyembahan/pemujaan merupakan fitrah (naluri) manusia, maka ibadah kepada Allah membebaskan manusia dari pemujaan dan pemujaan yang salah dan sesat.

Dalam Islam ibadah memiliki aspek yang sangat luas. Segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah baik berupa perbuatan maupun ucapan, secara lahir atau batin, semua merupakan ibadah. Lawan ibadah adalah ma'syiat.



Ibadah ada dua macam :

1. Ibadah Maghdhah (khusus)
yaitu ibadah yang ditentukan cara dan syaratnya secara detil dan biasanya bersifat ritus. Misalnya : shalat, zakat, puasa, haji, qurban, aqiqah. Ibadah jenis ini tidak banyak jumlahnya.

2. Ibadah 'Amah (Muamalah)
Yaitu ibadah dalam arti umum, segala perbuatan baik manusia. Ibadah ini tidak ditentukan cara dan syarat secara detil, diserahkan kepada manusia sendiri. Islam hanya memberi perintah/anjuran, dan prisnip-prinsip umum saja. Ibadah dalam arti umum misalnya : menyantuni fakir-miskin, mencari nafkah, bertetangga, bernegara, tolong-menolong, dll.

Sesuatu akan bernilai ibadah, jika memenuhi persyaratan :

1. Iman kepada Allah dan Hari akhir (2 :62). Karenanya amal orang kafir seperti fatamorgana.

2. Didasari niat ikhlas (murni) karena Allah, sebagaimana hadis :

Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya. dan bagi segala sesuatu tergantung dari apa yang ia niatkan.

3. Dilakukan sesuai dengan petunjuk Allah.

Untuk ibadah maghdhah : harus sesuai dengan petunjuk Al-Quran dan Hadis, Kreativitas justru dilarang. Sehingga berlaku prinsip " Segala ssesuatu dilarang, kecuali yang diperintahkan". Kita dilarang membuat ritus-ritus baru yang tidak ada dasarnya.

Untuk mu'amalah : harus sesuai dengan jiwa dan prinsip prinsip ajaran Islam. Pelaksanaannya justru memerlukan kreativitas manusia. Sehingga berlaku prinsip " Segala-sesuatu boleh, kecuali yang dilarang"

Ibadah pada dasarnya merupakan pembinaan diri menuju taqwa. (2 :21). Setiap upaya ibadah memiliki pengaruh positif terhadap keimanan, lawanya adalah maksyiat yang berpengaruh negatif terhadap keimanan.

Iman bertambah dan berkurang. Bertambahnya iman dengan ibadah, berkurang karena ma'syiat (Hadis)

Setiap ibadah juga memiliki hikmah/tujuan-tujuan mulia, seperti :

- Shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar (29 : 45)

- Puasa untuk mencapai taqwa (2 :183)

- Zakat untuk mensucikan harta dan jiwa dari sifat kikir dan tamak ( 9: 103)

- Haji sebagai sarana pendidikan untuk menahan diri dari perkataan dan perbuatan kotor. ( 2;197)

Selain itu juga memiliki keluasan dan keutamaan-keutamaan

Tugas agama islam pak gunawan

Saturday, November 21

TUGAS AGAMA ISLAM

Pak Gunawan Mengajar dalam bidang AGAMA ISLAM
Pak Gunawan mengajar dengan sangat efektik dan sangat cangih...
maksudnya Namira Sekarang dapat bersahabat dengan komputer dan
lebih mengenal komputer dan rata-rata TUGAS AGAMA ISLAM Pak Gunawan

di beri dalam bentuk
posting atau blogger

Friday, November 13

TUGAS AGAMA ISLAM PAK GUNAWAN

Agama islam
Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan agama inilah Allah menutup agama-agama sebelumnya. Dengan agama Islam ini pula Allah menyempurnakan nikmat atas mereka. Allah hanya meridhoi

Islam sebagai agama yang harus mereka peluk. Oleh sebab itu tidak ada suatu agama pun yang diterima selain Islam.
TUGAS AGAMA ISLAM
Allah ta’ala berfirman,
“Muhammad itu bukanlah seorang ayah dari salah seorang lelaki diantara kalian, akan tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para Nabi.” (QS. Al Ahzab: 40)
Allah ta’ala juga berfirman,
“Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku atas kalian dan Aku pun telah ridha Islam menjadi agama bagi kalian.” (QS. Al Maa’idah: 3)
Allah ta’ala juga berfirman,
“Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Allah ta’ala berfirman,
“Dan barang siapa yang mencari agama selain Islam maka tidak akan pernah diterima darinya dan di akhirat nanti dia akan termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Allah ta’ala mewajibkan kepada seluruh umat manusia untuk beragama demi Allah dengan memeluk agama ini. Allah berfirman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Katakanlah: Wahai umat manusia, sesungguhnya aku ini adalah utusan Allah bagi kalian semua, Dialah Dzat yang memiliki kekuasaan langit dan bumi, tidak ada sesembahan yang haq selain Dia, Dia lah yang menghidupkan dan mematikan. Maka berimanlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya seorang Nabi yang ummi (buta huruf) yang telah beriman kepada Allah serta kalimat-kalimat-Nya, dan ikutilah dia supaya kalian mendapatkan hidayah.” (QS. Beliau bersabda yang artinya, “Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangannya. Tidaklah ada seorang manusia dari umat ini yang mendengar kenabianku, baik yang beragama Yahudi maupun Nasrani lantas dia meninggal dalam keadaan tidak mau beriman dengan ajaran yang aku bawa melainkan dia pasti termasuk salah seorang penghuni neraka.”
Hakikat beriman kepada Nabi adalah dengan cara membenarkan apa yang beliau bawa dengan disertai sikap menerima dan patuh, bukan sekedar pembenaran saja. Agama Islam ini telah merangkum semua bentuk kemaslahatan yang diajarkan oleh agama-agama sebelumnya. Agama Islam yang beliau bawa ini lebih istimewa dibandingkan agama-agama terdahulu karena Islam adalah ajaran yang bisa diterapkan di setiap masa, di setiap tempat dan di masyarakat manapun. Allah ta’ala berfirman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab dengan benar sebagai pembenar kitab-kitab yang terdahulu serta batu ujian atasnya.” (QS. Maksud dari pernyataan Islam itu cocok diterapkan di setiap masa, tempat dan masyarakat adalah dengan berpegang teguh dengannya tidak akan pernah bertentangan dengan kebaikan umat tersebut di masa kapan pun dan di tempat manapun. Akan tetapi bukanlah yang dimaksud dengan pernyataan Islam itu cocok bagi setiap masa, tempat dan masyarakat adalah Islam tunduk kepada kemauan setiap masa, tempat dan masyarakat, sebagaimana yang diinginkan oleh sebagian orang.
Agama Islam adalah agama yang benar. Sebuah agama yang telah mendapatkan jaminan pertolongan dan kemenangan dari Allah ta’ala bagi siapa saja yang berpegang teguh dengannya dengan sebenar-benarnya. Allah ta’ala berfirman,
“Dia lah Zat yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa Petunjuk dan Agama yang benar untuk dimenangkan di atas seluruh agama-agama yang ada, meskipun orang-orang musyrik tidak menyukainya.” (QS. Allah ta’ala berfirman,
“Allah benar-benar telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman serta beramal salih diantara kalian untuk menjadikan mereka berkuasa di atas muka bumi sebagaimana orang-orang sebelum mereka telah dijadikan berkuasa di atasnya. Dan Allah pasti akan meneguhkan bagi mereka agama mereka, sebuah agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka peluk. Dan Allah pasti akan menggantikan rasa takut yang sebelumnya menghinggapi mereka dengan rasa tenteram, mereka menyembah-Ku dan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apapun. Dan barangsiapa yang ingkar sesudah itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” Agama Islam adalah ajaran yang mencakup akidah/keyakinan dan syariat/hukum. Islam adalah ajaran yang sempurna, baik ditinjau dari sisi aqidah maupun syariat-syariat yang diajarkannya:
1. Islam memerintahkan untuk menauhidkan Allah ta’ala dan melarang kesyirikan.
2. Islam memerintahkan untuk berbuat jujur dan melarang dusta.
3. Islam memerintahkan untuk berbuat adil dan melarang aniaya.
4. Islam memerintahkan untuk menunaikan amanat dan melarang berkhianat.
6. Islam memerintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tua dan melarang perbuatan durhaka kepada mereka.
7. Islam memerintahkan untuk menjalin silaturahim (hubungan kekerabatan yang terputus) dengan sanak famili dan Islam melarang perbuatan memutuskan silaturahim.
8. Islam memerintahkan untuk berhubungan baik dengan tetangga dan melarang bersikap buruk kepada mereka.
Secara umum dapat dikatakan bahwasanya Islam memerintahkan semua akhlak yang mulia dan melarang akhlak yang rendah dan hina. Islam memerintahkan segala macam amal salih dan melarang segala amal yang jelek. Allah ta’ala berfirman,
TUGAS AGAMA ISLAM

Tugas Agama Islam


Secara sederhana, pengertian agama islam dapat dilihat dari sudut kebahasan dan sudut istilah. Mengartikan agama dari sudut kebahasan akan terasa lebuh mudah dari pada mengartikan agama dari sudut istilah, karena pengertian agama dari sudut istilah sudah mengandung muatan subyektivitas dari orang yang mengartikannya. Atas dasar ini maka tidak mengherankan jika muncul beberapa ahli agama yang tidak tertarik mendefinisikan agama.

James H, leuba, berusaha mengumpulkan semua definisi yang pernah dibuat orang tentang agama, tak kurang dari 48 teori. Namun akhirnya ia berkesimpulan, bahwa usaha untuk membuat definisi agama itu tak ada gunanya, karna hanya merupakan kepandaian bersilat lidah. Selanjutnya Mukhti Ali pernah mengatakan, barang kali tidak adakata yang paling sulit diberi pengertian dan definisi selain dari kata agama. Pernyataan itu didasarkan pada tiga alas an. Pertama, bahwa pengalaman agama adalah soal batini, subjektif dan sangat individualis sifatnya. Kedua, barang kali tidak ada orang yang begitu bersemangat dan emosinal dari pada orang yang membicarakan agama. Ketiga, konsepsi tentang agama dipengaruhi oleh tujuan dari orang yang memberikan definisi tersebut.


Sampai sekarang perdebatan tentang definisi agama masih belum selesai, hingga W.H.Clarck, seorang ahli Ilmu jiwa agama mengatakan bahwa tidak ada yang lebih sukar dari pada mencari kata-kata yang dapat digunakan untuk membuat definisi agama, karena pengalaman agama adalah subyektif, inter dan individual, diman setiap orang akan merasakan pengalaman agama yang berbeda dari yang lain. Disamping itu tampak, bahwa pada umumnya orang mengaku lebih condong kepada agama, kendatipun ia tidak menjalankannya.
Berbagai pernyataan tersebut sengaja dikemukakan disini sebelum memasuki pembahasan pengertian mengenai agama lebih lanjut, dengan tujuan agar dari sejak awal kita tidak memandang bahwa suatu pengertian agama yang dikemukakan seorang ahli dianggap lebih unggul dibandingkan dengan pengertian agama yang diberikan yang lainnya.
Pengertian agama dari segi bahasa dapat kita ikuti antara lain uraian yang diberikan Harun Nasution. Menurutnya, dalam masyarakat Indonesia selain dari kata agama, dikenala pula kata “ ?? ?” dari bahasa Arab dan kata religi dari bahasa eropa, menurutnya agama berasal dari kata Sanskrit. Menurut suatu pendapat , demikian Harun Nasution mengatakan, kata itu tersusun dari dua kata, a=tidak dan gam=pergi, jadi agama artinya tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi secara turun temurun dari satu generasi ke enerasi lainnya. Selanjutnya ada lagi pendapatyang mengatakan agama itu teks atau kitab suci. Dan agama-agama memang mempunyai kitab suci. Selanjutnya dikatakan lagi bahwa agama berarti tuntutan. Pengertian ini tampak menggambarkan salah satu fungsi agama adalah agama sebagai suatu tuntutan dalam kehidupan AGAMA ISLAM.
Selanjutnya din dalam bahasa semit berarti undang-undang atau hukum. Dalam bahasa Arab kata ini berarti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan dan kebiasaan. Pengertian ini juga sejalan dengan pengertian agamayang didalamnya terdapat peraturan-peraturan yang merupakan hukum, yang harus dipatuhi oleh penganut agama yang bersangkutan.
Adapun kata religi berasal dari bahasa latin. Menurut satu pendapat, asal kata religi adalah relegere yang mengandung arti mengumpulkan atau membaca. Pengertian demikian ini juga sejalan dengan isi agama yang mengandung kumpulan cara-cara mengabdi pada Tuhan yang terkumpul dalam kitab suci yang harus dibaca
Dari beberapa definisi tersebut, akhirnya Harun Nasution menyimpulkan bahwa intisari yang mengandung dalam istilah-istilah diatas adalah iakatan. Agama memang mengandung arti ikatanyang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan ini mempunyai penagruh besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Ikatan itu berasal dari suatu kekuatanyang lebih tinngi dari manusia. Satu kekuatan gaib yang dapat ditangkap oleh panca indra.

Adapun pengertian agama dari segi istilah dapat dikemukakan sebagai berikut. Elizabet K. Nottingham mengatakan bahwa agama adalah gejala yang begitu sering terdapat dimana-mana sehinnga sedikit membantu usaha-usaha kita untuk membuat abstraksi ilmiah. Lebih lanjut Nottingham mangatakan bahwa agama berkaitan dengan usaha-usaha manusia untuk mengukur dalamnya makna dari keberadaannya sendiri dan keberadaan alam semesta. Agama dapat membangkitkan kebahagiaan batin yang paling sempurna, dan juga perasaan takut dan ngeri. Sementara itu Durkheim mengatakan agama adalah pantulan dari solidaritas social. Bahkan kalau dikaji katanya Tuhan itu sebenarnya adalah ciptaan masyarakat.

Definisi tentang agama sangatlah banyak, namun Harun Nasution sendiri mendefinisikan agama sebagai berikut;
a. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi.
b. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia.
c. Mengikatkan diri pada suatu bentuka hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada diluar diri manusia yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia
d. Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu.
e. Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari kekuatan gaib.
f. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada kekuatan gaib.
g. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemahdan pesrasaan takut terhadap kekuatan misteriusyang terdapat dalam alam sekitar manusia.
h. Ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul.

B. Latar Belakang Perlunya Manusia Terhadap Agama
Sekurang-kurangnya ada empat alas an yang melatarbelakangi perlunya manusi terhadapterhadap agama. Keempat alas an tersebut secara singkat dapat dikemukakan sebagai berikut;
1. Latar belakang fitrah manusia
Dalam bukunya yang berjudul perspektif manusia dan agama, Murthadha Muthahhary mengatakan, bahwa disaat bicara tentang para Nabi, Imam Ali Alaihissalam menyebutkan bahwa mereka diutus untuk mengingatkan manusia kepada perjanjianyang telah diikat oleh fitrah mereka, yang kelak mereka akan dituntut untuk memenuhinya. Perjanjian itu tidak dicatat diatas kertas, tidak pula diucapkan oleh lidah, melainkan terukir dengan pena ciptaan Allahdipermukaan qalbu dan lubuk fitrah manusia, dan diatas permukaan hati nuraniserta dikedalaman perasaan bathiniah.
Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan diatas, buat pertama kali ditegaskan dalam ajaran islam, yakni bahwa agama adalah kebuthan fitrah maanusia. Fitrah keagamaan yang ada dalam diri manusiainilah yang melatarbelakangi perlunya manusia pada agama. Oleh karenanya ketika dating wahyu Tuhan yang menyeru manusia agar beragama, maka seruan tersebut amat sejalan dengan fitrahnya itu, dalam konteks inikita misalalnya membaca ayat yang berbunyi,


?hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; tetaplah atas fitrah Allah yang tekah menciptakan menusia sesuai dengan fitrah itu
Adanya potensi fitrah yang terdapat pada manusia tersebut dapat pula dianalisis dari istilah insane yang digunakan Al-Qur’an untuk menunjukkan manusia. Dengna mengacu kepada informasi yang diberikan Al-Qur’an, Musa Asyary pada satu kesimpulan, bahwa manusia insane adalah manusia yang menerima pelajaran dari Tuhantentang apa yang tidak diketahuinya, manusia insane ecara kodrati sebagai ciptaan Tuhan yang sempurna bentuknya dengan ciptaan Tuhan lainnya, sudah dilengkapi dengan kemampuan mengenaldan memahami kebenaran dan kebaikan yang terpancar dari ciptaan-Nya. Lebih lanjut Asy;ari mengatakan bahwa pengertian manuusia yang disebut insan, yang dalam al-Qur’an dipakai untuk menunjukkan lapangn kegiatan manusia yang amat luas adalah terletak pada kemampuan menggunakan akalnyadan mewujudkan pengetahuan konseptual dalam kehidupan konkret.
Informasi mengenai potensi beragama yang dimiliki manusia dapat pula dijumpai dalam ayat yang artinya:

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka(secara berfirman; bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab:”betul(engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi(kami lakukan yang demikian itu) agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan: sesungguhnya kami(Bani Adam)adalah orang-orang yang lengah terhadap ini(keesaan Tuhan)”

Berdasarkan informasi tersebut terlihat dengan jelas bahwa manusia secara fitri merupakan makhluk yang memiliki kemampuan untuk beragama. Hal demikian sejalan dengan petunjuk Nabi dalam satu hadisnya mengatakanbahwa setiap anak yang dilahirkan memiliki fitrah(potensi beragama), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi. Karena demikian pentingnyamenumbuhkembangkan dan memenliharapotensi keagamaan yang ada dalam diri manusia, maka pada saat kelahirannya pertama kali diperdengarkan kepada manusia adalah nama Allahdengan cara memperdengarkan suara adzan pada telinga sebelah kanannya dan iqamah pada telinga sebelahnya. Keadaan yang demikian dipupuk dengan cara memberi nama yang baik, karena nama yang baik mendoakan kepada orang yang menamainya. Selanjutnya diberikan makanan yang bersih dan suci yang dilambangkan dengan member madu pada saat kelahiran anak, dicukur rambutnya dengan tujuan agar menyukai kebersihan, keindahan dan ketampanan yang semuanya itu disukai Allah. Selanjutnya dipotongkan hewan aqiqah yang dihidangkan kepada tetanga dan karib kerabat dengan maksud untuk mengakui eksistensi anak tersebt ditengah-tengah lingkungan keluarganya yang selanjutnya dapat menumbuhkan rasa harga diri, selanjutnya anak tersebut dikhitan dengan maksud mengikuti sunnah Rasulullah, menyukai kebersihan, dan selanjutnya dajar membaca al-quran, dididk mengerjakan sholat mulai usia tujuh tahun, agar pada waktunya ia akan terbiasa mengerjakannya dengan mudah
Bukti bahwa manusia sebagai mmakhluk yang memiliki potensi beragama ini dapat dilihat dari bukti historis dan antropologis. Melalui bukti historis dan antropologis kita mengetahui bahwa pada manusia primitive yang kepadanya tidak pernah datang informasi mengenai Tuhan, ternyata mereka mempercayai adanya Tuhan, sungguhpun Tuhan yang mereka percayai itu terbatas pada daya khayalnya.
2. Kelemahan dan kekurangan manusia

Faktor lain yang melatarbelakangi bahwa manusia memerlukan agama adalah karena disamping manusia memiliki berbagai kesempurnaan juga memiliki kekurangan. hal ini antara lain diungkapkan oleh kata al-nafs. Menurut Quraish shihab, dalam pandangan al-Qur’an, nafs diciptakan Allah dalam keadaan sempurna yang berfungsi untuk menampungserta mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan keburukan, dank arena itu sisidalam manusia nilah yang oleh al-Qur’an dianjurkan untuk diberi perhatian yang lebih besar.

3. Tantangan Manusia.
Faktor lain yang melatarbelakangi bahwa manusia memerlukan agama adalah karena manusia dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam dapat berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan setan. Sedangkan tantangan dari luar dapat berupa rekayasa dan upaya-upayayang dilakukan manusia dengan sengaja berupaya memalingkan manusia dari Tuhan. Mereka dengan rela mengeluarkan biaya, tenaga dan pikiran yang dimanifestasikan dalam berbagai bentuk kebudayaan yang didalamnya mengandung misi menjauhkan manusia dari Tuhan. Sebagaiman firman Allah yang artinya:

Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. (Qs. Al-anfal, 8:36).

Orang kafir itu sengaja mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk mereka gunakan agar orang mengikuti keinginannya. Berbagai bentuk budaya, hiburan, obat-obatan terlarang dan lain sebagainya dibuat dengan sengaja. Untuk itu maka upaya mengatasi dan membentangi manusia adalah dengan mengajarkan mereka agar taat menjalankan agama. Godaan dan tantangan hidup demikian itu, saat ini semakin meningkat, sehingga upaya mengagamakan masyarakan menjadi penting.

C. Berbagai pendekatan Dalam Memahami Agama
Dewasa ini kehadiran agama semakin dituntut agar ikut terlibat secara aktif di dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat manusia. Agama tidak boleh hanya sekedar menjadi lambang kesalehan atau berhenti sekedar disampaikan dalam khutbah, melainkan secara konsepsional menunjukkan cara-cara yang paling efektif dalam memecahkan masalah.
Tuntutan terhadap agama yang demikian itu dapat dijawab manakala pemahaman agama yang selama ini banyak menggunakan pendekatan teologis normative dilengkapi dengan pemahaman agama yang menggunakan pendekatan lain yang secara operasional konseptual dapat memberikan jawaban terhadap masalah yang timbul. Berbagai pendekatan tersebut meliputi teologis, psikologis, historis, antropologis, sosiologis dan pendekatan filosofis. Adapun yang dimaksud pendekatan disisni adalah cara pandang atau paragdima yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan untuk memahami agama.
Untuk lebih jelasnya beragai pendekatan tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Pendekatan teologis
Pendekatan teologis dalam memahami agama secara harfiah dapat diartikan sebagai upaya memahami agama menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud suatu empiric dari suatu keagamaan dianggap sebagai yang paling benar dibandingkan dengan yang lain. Pendekatan teologis dalam memahami keagamaan ini merupakan pendekatan yang menekankanpada bentuk forma atau symbol-simbol keagamaan yang masing-masing bentuk forma keagamaan tersebut mengklaim dirinya agai yang paling benar, dan yang lainnya salah. Aliran teologi ini begitu yakin dan fanatic bahwa pahamnyalah yang benar sedangkan paham lainnya salah, sehinnga memandang paham yang lain itu keliru, sesat, kafir, murtad dan sebagainya. Demikian pula paham yang dtuduh keliru, sesat dan kafir itupun menuduh lawannya seabai yang sesat dan kafir. Maka terjadilah proses saling mengkafirkan, salah menyalahkan dan seterusnya. Dengan demikian antara satu aliran dengan alairan lainnya tidak terbuka dialog atau saling menghargai. Yang ada hanyalah ketutupan yanfg menyebabakan pemisahan dan terkotak-kotak.

b. Pendekatan Antropologis
Pendekatan Antropolgis dalam memahami agama dapat diartikan sebagai salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktek keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Melalui pendekatan ini agama tampak akrab dan dekat dengan masalah-masalah yang dihadapi manusia dan berupaya menjelaskan dan memberikan jawabannya. Dengan kata lain bahwa cara-cara yang digunakan dalam disiplin ilmu antropologi dalam melihat suatu masalah digunakan pula untuk memahami agama. Antropolgi dalam kaitan ini sebagaimana dikatakan Dawam Rahardjo, lebih mengutamakan pangamatan langsung, bahkan sifatnya partisipatif. Dari sini timbul kesimpulan-kesimpulan yang sifatnya induktif dan mengimbangi pendekatan deduktif sebagaiman yang digunakan dalam pendekatan sosiologis.
Dalam penelitian antropologi dapat ditemukan adanya hubungan positif antara keprcayaan agama dengan kondisi ekonomi dan politik. Golongan masyarakat yang kurang mampu dan golongna miskin pada umumnya, lebih tertarik pada gerakan-gerakan keagamaan yang bersifat messianis, yang menjanjikan perubahan tatanan social kemasyarakatan, sedangaka golongan orang kaya lebih cenderung untuk mempertahankan tatanan masyarakat yang sudah maoan secara ekonomi dan politik lantaran tatanan itu menguntungan pihaknya.
Melalui pendekatan ini kita dapat melihat bahwa agama ternyata berkorelasi dengan etos kerja dan perkembangan ekonomi suatu masyarakat. Dalam hubungan ini, maka jika kita ingin mengubah pandangnan dan sikap etos kerja seseorang, maka dapat dilakukan dengan cara mangubah cara pandang keagamaannya. Selanjutnya melalui pendekatan ini kitadapat melihat agama dalam hubunh=gannya dengan mekanisme pengorganisasian juga tidak kalah menarik untuk diketahui oleh para peneliti social keagamaan.

c. Pendekatan Sosiologis
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai hidunya itu. Sosiologi mencoba mengerti sifat dan maksud bersama, cara terbentuk dan tumbuh serta berubahnya perserikatan-perserikatan hidup ituserta pula kepercayaannya.
Lebih rincinya, sosiologi adalah ilmu yang mennganmbarkan keadaan masyarakat lengkap dengan struktur, lapisan serta berbagai gejala social lainnya yang saling berkaitan. Dengan ilmu ini suatu fenomena social dapat dianalisa dengan factor-faktor yang mendorong terjadinya hubungan, mobilitas serta keyakinan-keyakinan yang mendasari terjadiny proses tersebut.
Selanjutnya sosialogi dapat digunakan sebagai pendekatan dalam memahami agama. Hal demikian dapat dimengerti, karena banyak bidang kajian agama yang baru dapat dipahami secara proporsional dan tepat apabila menggunakan jasa bantuan dari ilmu sosiologi. Dalam agama islam dapat duijupai peristiwa Nabi yusuf yang dahulu budak dulu dan akhirnya baru jadi penguasa mesir. Peristiwa tersebut baru dapat dijawab melalui ilmu sosiologi. Disinilah letak kalau sosiologi ini salah satu alat dalam memahami agama.

d. Pendekatan Filosofis
Filsafat pada intinya berupaya menjeladskan inti, hakikat atau hikmah mengenai sesuatu yang berada dibalik objek performanya. Filsafat mencari sesuatu yang mendasar, asas dan inti yang terletak dibalik yang bersifat lahiriah. Kegiatan berfikir untuk menemukan hakikat itu dilakukan secara mendalam. Louis O. kattsof mengatakan, bahwa kegiatan filsafat itu adalah merenung, tetapi merenung bukanlah melamun, juga bukan berfikir secar kebetulan yang bersift keuntung-untungan, melainkan dilakukan secara mendalam, radikal, sistematik dan Universal.
Berfikir secara filosofis ini dapat dilakukan dalam memahami agama, dengan maksud agar hikmah hakikat dari ajaran agama tersebut dapat dipahami secara seksama. Melalui pendekatan filosofis ini seseorang tidak akan terjebak pada pengamalan agama. Namun demikian pendekatan ini tidak berearti menafikan atau menyepelekan bentuk pengamalan agama yang bersifat formal.
Islam sebagai agama yang banyak menyuruh penganutnya mempergunakan akal pikiran sudah dapat dipastikan sangat memerlukan pendekatan filosofis ini dalam memahami ajaran agamanya, namun denikian pendekatan seperti ini masih belum diterima secara merata terutama oleh kaum tradisionalis formalistis yang cenderung memahami agama terbatas pada melaksanakan aturan-aturan formalistic dari pengamalan agama

e. Pendekatan Historis
Melalui pendekatan sejarah seseorang diajak menukik dari alam idealis kealam yang bersifat empiris dan mendunia. Dari keadaan ini seseorang akan melihat adanya kesenjangan atau keselarasan antara yang terdapat dalam alam idealis dengan yang ada dalam empiris dan sosialis.
Pendekatan kesejarahan ini sangat diperlukan dalam memahami agama, karena agama itu sendiri turun dalam situasi yang konkrit bahkan berkaitan dengan kondisi social kemasyarakatan. Dalam hubungan ini Kuntowijoyo telah melakukan studi mendalam terhadap agama yang dalam hal ini islam, menurut pendekatan sejarah. Ketika ia mempelajari al-Qur’an, ia sampai pada suatu kesimpulan bahwa al_Qur’an pada dasarnya itu terbagi menjadi kepada dua bagian. Bagioan pertama berisi konsep-konsep, dan bagian kedua berisi kisah-kisah sejarah yang berisi perumpamaan.
Melalui pendekatan sejarah ini, seseorang diajak untuk memasuki keadaan yang sebenarnyaberkenaan dengan penerapan suatu peristiwa, dari sisni maka seseorang tidak akan memahami agam keluar dari konteks historisnya, karena pemahaman demikian itu akan menyesatkan orang yang memahaminya. Seseorang yang ingin memahami al-Qur’an misalnya, yang bersangkutan harus mempelajari sejarah turunnya al-Qur’an atau kejadian-kejadian yang mengiringinya turunnya al-Qur’an yang selanjutnya disebut sebagai ilmu Asbab al-Nuzul yang pada intinya berisi tentang sejarah turunnya al-Qur’an. Dengan asbabun nuzul ini seseorang akandapat mengetahuio hikmahyang terkandung dalam suatu ayatyang berkenaan dengan hokum-hukum tertentu. Yang ditujukan untuk memelihara syariat dan kekeliruan memahaminya.

f. Pendekatan psikologi
Psikologi atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa seseorang melalui gejala perilaku yang diamatinya. Dengan ilmu jiwa ini seseorang selain akan mengetahui tingkat keagamaan yang dihayati, dipahami dan diamalkan seseorang, juga dapat digunakan sebagai alat untuk memasukkan agama kedalam djiwa seseorang sesuai dengan tingkatan usianya. Dengan ilmu ini agama akan menemukan cara yang tepat dan cocok untk menanammkannya.
Kita misalnyadapat mengetahui pengaruh dari sholat, puasda zakat, haji dan ibadah lainnya dengan melalui illmu jiwa, dengan pebgetahuan inimaka dapat disusun langkah-langkah baru yang lebih efisien lagi menanamkan ajaran agamanya. Itulah ilmu jiwa ini banyak digunakan sebagai alat untuk menjelaskan gejala atau sikap keagamaann seseorang.
Dari uraian tersebut diatas kita melihat ternyata agama dapat dipahami melalui berbagai pendekatan. Disini kita melihat bahwa agama bukan hanya monopoli kalangna teolog dan normative belaka, melainkan agama dapat dipahami semua orang sesuai dengan pendekatan dan kesanggupan yang dimilikinya. Dari keadaan demikian seseorang akan melihat kepuasan dari agama, karena seluruh persoalan hidupnya mendapat bimbingan dari agama.

KESIMPULAN
TUGAS AGAMA ISLAM
Berdasarkan informasi diatas terlihat dengan jelas bahwa manusia secara fitri merupakan makhluk yang memiliki kemampuan untuk beragama. Hal demikian sejalan dengan petunjuk Nabi dalam satu hadisnya mengatakan bahwa setiap anak yang dilahirkan memiliki fitrah(potensi beragama), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi. Karena demikian pentingnyamenumbuhkembangkan dan memenliharapotensi keagamaan yang ada dalam diri manusia mulai sejak dini,

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Amin, Studi agama
Abuddin Nata, Metodologi Study Agama
Alisjahbana, Sutan Taqdir, Antropologi Baru
Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian

TUGAS AGAMA ISLAM

Cerpen saya...

Cinta kita pasti kembali

Karya: Nurul firzha Chairani

pagi-pagi virka dtg ke rmh iin

Virka:iin,iin
Indra:ya bntr,,
pas iin buka pintu

indra:Loh kok ada lo vir?
virka:gpp mw main" aja... lo kok manyun gtu???
indra:gw ada mslh ma tasya..
virka:mslh apa??klo lo butuh tmn curhat gw bisa bntu,,
indra:gk ush deh vir ngrepotin..
virka:udh lah crita aja.,,,
indra:sbnr nya gw juga butuh bntuan lo vir,,, gw pingin tasya ngubah pikirannya buat putus ma gw tapi gimn ya??anak d'rainbow pada sibuk sama masalah nya lo bisa bntu gw gk???
virka:bisa lah gw akan bntu lo kok in,,,, tpi apa neh rencana nya??
indra:gw pingin nnt mlm tuh mlm spesial untuk gw dan tasya
virka:trus lo mw ngadain pa in??
indra:gw pingin lo bntuin gw dekor oke vir?
virka:sepp,,
indra:gw pingin nnt ada 1 meja spesial buat gw sama tasya
virka:Boleh tuh iin gw pasti bntu lo deh,,,
indra:skrg waktu nya kita mulai rencana nya...
virka:sip bos...
indar: tugas lo skrg lo undang tasya ke tmpt yg udh gw siapin... tpi dgn alasan
lo cuma pingin ngajak tasya makan doang bisa kn??

virka:SIP... ywdh deh gw CABUT luan
indra:mksi ya vir lo udh mw bntu gw....
virka : sma"

Virka pun langsung ke tasya"
virka:tasya,tasya
tasya:iya bentar.,.... loh ngapain kok ada kamu vir??
virka:ya gw pingin ngajak lo nemenin gw mkn nnt mlm lo mw?kn sbgi tanda klo gw udh brubah
tasya:duh gimana ya gw bnyk bgt mslh vir
virka:ayolah sya dri pd di rmh mending mkn kn sma gw mw ya sya?pliz bgt
tasya::ywdh deh jam brp?
virka:jam 9 oke sya
tasya:yy..


stelah virka ngundang tasya,,, virka balek ke cafe iin,,,

virka:iin,,, udh beres udh oke
indra:oke sip vir gw lgi dekor neh halaman blkg cafe gw buat nnt mlm pokoknya SPESIAL DEH!!
virka:iya iin ada yg bisa gw bntu lgi,,,
indra:oh ya kn jam 9 tuh gw minta tolong lo jmput tasya trus lo suru tasya pake penutup mata oke bisa kn?
virka:gmpng deh iin.. ywdh deh gw balik pulang dulu ya capek
indra:oke

JAM PUN MENUJU ANGKA 9 kurang
Virka pun lngsung beres" untuk jmpt tsya

virka:tasya.tasya neh gw virka
tasya:ya bentar...Loh vir kok cpet amet??
virka iya sya keburu meja nya penuh neh cafe terkenal bgt,,
tasya:ywdh deh bentar ya
virka:yy,,,
tasya:udh neh yokk,,
virka:oh ya sya ada syrat nya pakek penutup ya ada yg mw gw ksi ma lo jd lo tutup mata ya..
tasya:ywdh deh tpi jgn yg aneh" aja
virka:sipp
Virka pun bantuin tasya naik ke mobil

sampai di halaman cafe iin,,
iin udh duduk di meja yg sudah di siap in...
tasya:udh nyampek neh buka dung vir penutup nya
virka:sabar ya sya kn blm duduk di meja makan,,
tasya:iya.iya
virka pun bantu in tasya keluar dri mobil

tasya:loh kt lo neh cafe nya rame bgt tpi kok gk ada suara apa"?
virka:gk tw juga neh,,
tasya:ywdh neh kn kita udh nampek ke meja nya,,, buka dong penutup nya,,,
virka: bentr,,sya
indra bisik in ke virka dgn nada yg pelan bgt... vir gw udh siap in lgu somantis nnt lo putar ya trus gw juga dh nyiapin kembang api nnt lo ngalain ya...
Virka: sippp

tasya:virr kok gw dgr suara cowok
virka: gk ada ah tuh perasaan lo aja sya
tasya:ywdh buka dong penutupnya..
virka:oke"
pas penutup tasya di buka sama virka,,virka cuma buka setengah trus virka langsung cpt" kabur krna mw mutarin lgu" yg di suru iin,,,

tasya: LOH KOK ADA KAMU IIN!?
iin : gw gk pingin kita putus gw msi syg bgt sama lo sya syg bgt,,
tasya:udh lah iin mana ada laki" yg mw sama cewek lumpuh kyk aq..!
iin : gk kok gw syg bgt sama kamu sya mesti skrg kamu sdng lumpuh tapi cinta gw ke loh gk prnh berkurang sya
tasya:tapi kamu bisa blg skrg tpi nnt" kamu pasti akan bosan sama cewek lumpuh
iin mendekat ke kursi roda tasya dan megang pipi tasya
iin :kamu harus tau sya syg gw tuh gk akan rapuh dn gak akn hilang gw tuh syg sma lo tuh ada apa nya,,,gw tulus syg sama lo gw gk peduli org mw ngomong apa yg penting gw tetep syg sama lo sya,,

tasya pun nangis

tasya:mksi ya iin aq juga syg sama kamu aq hnya takut kamu akan berubah gk sprti iin yg dulu yg syg sama aq yg perhatian sama aq...
iin : sya sampai kapan pun lo gk bisa di gantiin..
iin pun meluk tasya dn bilang aq syg kamu sya
kembang api pun menyalah yg bertulisan i love you
iin pun meluk tasya erat"

Monday, November 2

TUGAS AGAMA ISLAM

TUGAS AGAMA ISLAM
ZUHUD DAN TAWAKAL

*ZUHUD*

Tugas Agama Islam dari pak gunawan
Kata zuhud sering disebut-sebut ketika kita mendengar nasehat dan seruan agar mengekang ketamakan terhadap dunia dan mengejar kenikmatannya yang fana dan pasti sirna, dan agar jangan melupakan kehidupan akhirat yang hakiki setelah kematian. Hal ini sebagaimana peringatan Allah tentang kehidupan dunia yang penuh dengan

fatamorgana dan berbagai keindahan yang melalaikan dari hakikat kehidupan yang sebenarnya.Sama seperti penjelasan guru saya PAK GUNAWAN
Allah berfirman,

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada


azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadid: 20)

Ayat ini menunjukkan bahwa kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang menipu, batil, dan sekadar permainan. Yang dimaksud sekadar permainan adalah sesuatu yang tiada bermanfaat dan melalaikan. Ayat ini juga menunjukkan bahwa dunia adalah perhiasan, dan orang-orang yang terfitnah dengan dunia menjadikannya sebagai perhiasannya dan tempat untuk saling bermegah-megahan dengan kenikmatan yang ada padanya berupa anak-anak, harta-benda, kedudukan dan yang lainnya sehingga lalai dan tidak beramal untuk akhiratnya.



Allah menyerupakan kehancuran dunia dan kefanaannya yang begitu cepat dengan hujan yang turun ke permukaan bumi. Ia menumbuhkan tanaman yang menghijau lalu kemudian berubah menjadi layu, kering dan pada akhirnya mati. Demikianlah kenikmatan dunia, yang pasti pada saatnya akan punah dan binasa. Maka barangsiapa mengambil pelajaran dari permisalan yang disebutkan di atas, akan mengetahui bahwa dunia ibarat es yang semakin lama semakin mencair dan pada akhirnya akan hilang dan sirna. Sedangkan segala apa yang ada di sisi Allah adalah lebih kekal, dan akhirat itu lebih baik dan utama sebagaimana lebih indah dan kekalnya permata dibandingkan dengan es. Apabila seseorang mengetahui dengan yakin akan perbedaan antara dunia dan akhirat dan dapat membandingkan keduanya, maka akan timbul tekad yang kuat untuk menggapai kebahagian dunia akhirat.



font-family: times new roman;">

Definisi Zuhud

Banyak sekali penjelasan ulama tentang makna zuhud. Umumnya mengarah kepada makna yang hampir sama. Di sini akan disampaikan sebagian dari pendapat tersebut.

Makna secara bahasa:

Zuhud menurut bahasa berarti berpaling dari sesuatu karena hinanya sesuatu tersebut dan karena (seseorang) tidak memerlukannya. Dalam bahasa Arab terdapat ungkapan “syaiun zahidun” yang berarti “sesuatu yang rendah dan hina”.

Makna secara istilah:

Ibnu Taimiyah mengatakan - sebagaimana dinukil oleh muridnya, Ibnu al-Qayyim - bahwa zuhud adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat demi kehidupan akhirat.

Al-Hasan Al-Bashri menyatakan bahwa zuhud itu bukanlah mengharamkan yang halal atau menyia-nyiakan harta, akan tetapi zuhud di dunia adalah engkau lebih mempercayai apa yang ada di tangan Allah daripada apa yang ada di tanganmu. Keadaanmu antara ketika tertimpa musibah dan tidak adalah sama saja, sebagaimana sama saja di matamu antara orang yang memujimu dengan yang mencelamu dalam kebenaran.

Di sini zuhud ditafsirkan dengan tiga perkara yang semuanya berkaitan dengan perbuatan hati:

1. Bagi seorang hamba yang zuhud, apa yang ada di sisi Allah lebih dia percayai daripada apa yang ada di tangannya sendiri. Hal ini timbul dari keyakinannya yang kuat dan lurus terhadap kekuasaan Allah. Abu Hazim az-Zahid pernah ditanya, “Berupa apakah hartamu?” Beliau menjawab, “Dua macam. Aku tidak pernah takut miskin karena percaya kepada Allah, dan tidak pernah mengharapkan apa yang ada di tangan manusia.” Kemudian beliau ditanya lagi, “Engkau tidak takut miskin?” Beliau menjawab, “(Mengapa) aku harus takut miskin, sedangkan Rabb-ku adalah pemilik langit, bumi serta apa yang berada di antara keduanya.”
2. Apabila terkena musibah, baik itu kehilangan harta, kematian anak atau yang lainnya, dia lebih mengharapkan pahala karenanya daripada mengharapkan kembalinya harta atau anaknya tersebut. Hal ini juga timbul karena keyakinannya yang sempurna kepada Allah.
3. Baginya orang yang memuji atau yang mencelanya ketika ia berada di atas kebenaran adalah sama saja. Karena kalau seseorang menganggap dunia itu besar, maka dia akan lebih memilih pujian daripada celaan. Hal itu akan mendorongnya untuk meninggalkan kebenaran karena khawatir dicela atau dijauhi (oleh manusia), atau bisa jadi dia melakukan kebatilan karena mengharapkan pujian. Jadi, apabila seorang hamba telah menganggap sama kedudukan antara orang yang memuji atau yang mencelanya, berarti menunjukkan bahwa kedudukan makhluk di hatinya adalah rendah, dan hatinya dipenuhi dengan rasa cinta kepada kebenaran.

Hakekat zuhud itu berada di dalam hati, yaitu dengan keluarnya rasa cinta dan ketamakan terhadap dunia dari hati seorang hamba. Ia jadikan dunia (hanya) di tangannya, sementara hatinya dipenuhi rasa cinta kepada Allah dan akhirat.

Zuhud bukan berarti meninggalkan dunia secara total dan menjauhinya. Lihatlah Nabi, teladan bagi orang-orang yang zuhud, beliau mempunyai sembilan istri. Demikian juga Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman, sebagai seorang penguasa mempunyai kekuasaan yang luas sebagaimana yang disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur’an. Para Shahabat, juga mempunyai istri-istri dan harta kekayaan, yang di antara mereka ada yang kaya raya. Semuanya ini tidaklah mengeluarkan mereka dari hakekat zuhud yang sebenarnya.

Tingkatan Zuhud

Ada beberapa tingkatan zuhud sesuai dengan keadaan setiap orang yang melakukannya, yaitu:

1. Berusaha untuk hidup zuhud di dunia; sementara ia menghendaki (dunia tersebut), hati condong kepadanya dan selalu menoleh ke arahnya, akan tetapi ia berusaha melawan dan mencegahnya.
2. Orang yang meninggalkan dunia dengan suka rela, karena di matanya dunia itu rendah dan hina, meskipun ada kecenderungan kepadanya. Dan ia meninggalkan dunia tersebut (untuk akhirat), bagaikan orang yang meninggalkan uang satu dirham untuk mendapatkan uang dua dirham (maksudnya balasan akhirat itu lebih besar daripada balasan dunia).
3. Orang yang zuhud dan meninggalkan dunia dengan hati yang lapang. Ia tidak melihat bahwa dirinya meninggalkan sesuatu apapun. Orang seperti ini bagaikan seseorang yang hendak masuk ke istana raja, terhalangi oleh anjing yang menjaga pintu, lalu ia melemparkan sepotong roti ke arah anjing tersebut sehingga membuat anjing tersebut sibuk (dengan roti tadi), dan ia pun dapat masuk (ke istana) untuk menemui sang Raja dan mendapatkan kedekatan darinya. Anjing di sini diumpamakan sebagai syaitan yang berdiri di depan pintu (kerajaan/surga) Allah, yang menghalangi manusia untuk masuk ke dalamnya, sementara pintu tersebut dalam keadaan terbuka. Adapun roti diumpamakan sebagai dunia, maka barangsiapa meninggalkannya niscaya akan memperoleh kedekatan dari Allah.

Hal-Hal yang Mendorong untuk Hidup Zuhud

1. Keimanan yang kuat dan selalu ingat bagaimana ia berdiri di hadapan Allah pada hari kiamat guna mempertanggung-jawabkan segala amalnya, yang besar maupun yang kecil, yang tampak ataupun yang tersembunyi. Ingat! betapa dahsyatnya peristiwa datangnya hari kiamat kelak. Hal itu akan membuat kecintaannya terhadap dunia dan kelezatannya menjadi hilang dalam hatinya, kemudian meninggalkannya dan merasa cukup dengan hidup sederhana.

2. Merasakan bahwa dunia itu membuat hati terganggu dalam berhubungan dengan Allah, dan membuat seseorang merasa jauh dari kedudukan yang tinggi di akhirat kelak, dimana dia akan ditanya tentang kenikmatan dunia yang telah ia peroleh, sebagaimana firman Allah,

“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).” (QS. At-Takaatsur: 6)

Perasaan seperti ini akan mendorong seorang hamba untuk hidup zuhud.

3. Dunia hanya akan didapatkan dengan susah payah dan kerja keras, mengorbankan tenaga dan pikiran yang sangat banyak, dan kadang-kadang terpaksa harus bergaul dengan orang-orang yang berperangai jahat dan buruk. Berbeda halnya jika menyibukkan diri dengan berbagai macam ibadah; jiwa menjadi tentram dan hati merasa sejuk, menerima takdir Allah dengan tulus dan sabar, ditambah akan menerima balasan di akhirat. Dua hal di atas jelas berbeda dan (setiap orang) tentu akan memilih yang lebih baik dan kekal.

4. Merenungkan ayat-ayat Al-Qur’an yang banyak menyebutkan tentang kehinaan dan kerendahan dunia serta kenikmatannya yang menipu (manusia). Dunia hanyalah tipu daya, permainaan dan kesia-siaan belaka. Allah mencela orang-orang yang mengutamakan kehidupan dunia yang fana ini daripada kehidupan akhirat, sebagaimana dalam firman-Nya,

“Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya).” (QS. An-Naaziat: 37-39)

Dalam ayat yang lainnya Allah berfirman,

“Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al-A’laa: 16-17)

Semua dalil-dalil, baik dari Al-Qur’an maupun as-Sunnah, mendorong seorang yang beriman untuk tidak terlalu bergantung kepada dunia dan lebih mengharapkan akhirat yang lebih baik dan lebih kekal.

Zuhud yang Bermanfaat dan Sesuai Dengan Syariat

Zuhud yang disyariatkan dan bermanfaat bagi orang yang menjalaninya adalah zuhud yang dicintai oleh Allah dan rasul-Nya, yaitu meninggalkan segala sesuatu yang tidak bermanfaat demi menggapai kehidupan akhirat. Adapun sesuatu yang memberi manfaat bagi kehidupan akhirat dan membantu untuk menggapainya, maka termasuk salah satu jenis ibadah dan ketaatan. Sehingga berpaling dari sesuatu yang bermanfaat merupakan kejahilan dan kesesatan sebagaimana sabda Nabi,

“Carilah apa yang bermanfaat bagi dirimu dan mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan lemah.” (HR. Muslim hadits no. 4816)

Yang bermanfaat bagi seorang hamba adalah beribadah kepada Allah, menjalankan ketaatan kepada-Nya dan kepada rasul-Nya. Dan semua yang menghalangi hal ini adalah perkara yang mendatangkan kemudharatan dan tidak bermanfaat. Yang paling berguna bagi seorang hamba adalah mengikhlaskan seluruh amalnya karena Allah. Orang yang tidak memperhatikan segala yang dicintai dan dibenci oleh Allah dan rasul-Nya akan banyak menyia-nyiakan kewajiban dan jatuh ke dalam perkara yang diharamkan; meninggalkan sesuatu yang merupakan kebutuhannya seperti makan dan minum; memakan sesuatu yang dapat merusak akalnya sehingga tidak mampu menjalankan kewajiban; meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar; meningalkan jihad di jalan Allah karena dianggap mengganggu dan merugikan orang lain. Pada akhirnya, orang-orang kafir dan orang-orang jahat mampu menguasai negeri mereka dikarenakan meninggalkan jihad dan amar ma’ruf -tanpa ada maslahat yang nyata-.

Allah berfirman,

“Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah, ‘Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh.’” (QS. Al-Baqarah: 217)

Allah menjelaskan dalam ayat ini, walaupun membunuh jiwa itu merupakan keburukan, akan tetapi fitnah yang ditimbulkan oleh kekufuran, kezaliman dan berkuasanya mereka (orang-orang kafir) lebih berbahaya dari membunuh jiwa. Sehingga menghindari keburukan yang lebih besar dengan melakukan keburukan yang lebih ringan adalah lebih diutamakan. Seumpama orang yang tidak mau menyembelih hewan dengan dalih bahwa perbuatan tersebut termasuk aniaya terhadap hewan. Orang seperti ini adalah jahil, karena hewan tersebut pasti akan mati. Disembelihnya hewan tersebut untuk kepentingan manusia adalah lebih baik daripada mati tanpa mendatangkan manfaat bagi seorang pun. Manusia lebih sempurna dari hewan, dan suatu kebaikan tidak mungkin bisa sempurna untuk manusia kecuali dengan memanfaatkannya, baik untuk dimakan, dijadikan sebagai kendaraan atau yang lainya. Yang dilarang oleh Nabi adalah menyiksanya dan tidak menunaikan hak-haknya yang telah tetapkan oleh Allah.


Tawakal ialah ketetapan seorang hamba bersama Allah tanpa ketergantungan. Kalau kita masih tergantung kepada makhluk Allah, maka ini bukanlah tawakal.Sama seperti halanya

yang dijelaskan oleh guru agama sama PAK GUNAWAN

Seorang istri takkan menggantungkan nasib sepenuhnya kepada suaminya. Demikian pula sebaliknya. Seorang karyawan takkan menggantungkan diri sepenuhnya kepada pimpinannya. Dia tergantung sepenuhnya kepada Allah.

Tawakal ialah menyempurnakan keyakinan kepada Allah. Keyakinan itu takkan terjadi kecuali dengan berbaik sangka kepada Allah, dan mempercayai sepenuhnya terhadap rezeki yang dijanjikan, serta meridhai terhadap ketentuan yang berlaku dari qadha’ dan qadarnya. Jika keyakinan seperti ini sudah sempurna di dalam hati kita, maka inilah yang dinamakan sebagai “tawakkal”.
Selama kita masih mengira-ngira negatif terhadap qadha’ dan qadar Tuhan, berburuk sangka terhadap Tuhan, kecewa terhadap pemberian Tuhan, maka kita tidak termasuk sebagai orang yang “mutawakkilin”.

Tawakal ialah menyempurnakan keyakinan kepada Allah. Kalangan para sufi menganggap, bahwa tawakal adalah “maqam puncak” (anak tangga puncak).

Ada suatu riwayat:

Hasan saudara Sinan mengatakan, sudah empat belas kali aku melaksanakan ibadah haji dengan kaki telanjang bertawakal. Kakiku tertusuk duri, namun aku tidak mencabutnya agar tidak merusak tawakal.

Jangan menggunakan akal untuk mencerna riwayat ini. Yang pasti, kita tidak akan melakukan hal seperti ini. Akal kita mengatakan, bahwa ini adalah orang gila. Namun buktinya, ternyata orang ini tidak merasa sakit, bahkan ia tidak cacat sedikit pun, ia telah bersahabat dengan duri yang menusuknya.

Ada suatu rombongan dari Syam datang ke seorang ulama bernama Bisyr Al-Hafi. Mereka meminta ikut beribadah haji bersama Bisyr. Lalu dijawab oleh Bisyr, bahwa ia mau asalkan mereka akan ikut dengan yang disyaratkannya. Ada tiga persyaratan yang diajukan oleh Bisyr: Pertama, kita tidak boleh membawa perbekalan apapun. Kedua, kita tidak boleh meminta apapun kepada siapapun. Ketiga, kita tidak boleh menerima apapun dari siapapun.

Rombongan dari Syam itu kemudian berkata, bahwa syarat pertama dan kedua sanggup mereka terima. Sedangkan syarat ketiga tak sanggup mereka laksanakan. Maka Bisyr Al-Hafi mengatakan, “Kalau begitu, kalian ini adalah orang-orang yang melaksanakan ibadah haji dengan tawakal pada perbekalan haji, tidak tawakal kepada Allah.”

Itulah sebabnya, masih banyak di lingkungan Ka’bah orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa, karena menganggap itu adalah Kota Tuhan. Tidak mungkin ada orang yang mati kelaparan kalau ia berangkat dengan tawakal, karena Mekah adalah kota berkah.
JANGAN LUPA MAMPIR KE WEB PAK GUNAWAN
Di dapat dari blog:http://muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/zuhud.html

TUGAS AGAMA ISLAM